Dulu, Jepang nggak pernah masuk dalam bucket list negara yang pengen gue
kunjungi. Kenapa? Banyak faktor sih, salah satunya karena mahal. Tapi
berjalannya waktu, turis dari berbagai negara termasuk Indonesia semakin ramai
mengunjungi negara yang selalu mendapat komentar positif ini. Bulan Maret 2019
kemarin, akhirnya gue punya kesempatan melihat sakura bermekaran di Jepang. Mau
tau perjalanannya gimana? Walau agak panjang, gue coba bikin singkat dan dibaca
sampai selesai ya J
1.
Now
everyone can fly
Bukan endorse yah guys! Gue terbang pakai Air Asia yang memang terkenal dengan
promonya. Berawal dari iseng klik websitenya, berujung pembelian tiket PP ke
Jepang. Sekitar bulan Agustus 2018 gue mendapat best rate seharga 2,9 juta tiket PP CGK-NRT-CGK. Penerbangan ini
seharusnya direct, entah kenapa
akhirnya mengalami perubahan dan gue harus transit ke Bangkok. Ya gue sih happy aja yah, soalnya boleh pilih jam
penerbangan. Karena nggak mau rugi, gue pilih transit di Bangkok selama 12 jam
jadi bisa ngalor-ngidul disana dan ketemu my
love Ice Thai Tea haha. Karena transit ini pula kita akhirnya beli bagasi
seharga 460rb. Totalnya itung sendiri yah guys
Kok mau
sih pakai AA? Pesawatnya kecil dan sempit, bukan? Siapa bilang? Pesawat AA ini
sudah menggunakan Airbus dengan seater
3-3-3 dan cukup luas, bedanya gue nggak dapat makanan gratis alias kudu beli.
2.
Tokyo
Perjalanan
dari bandara DMK – NRT memakan waktu sekitar +/- 7 jam karena perbedaan waktu. Gue
mendarat di Bandara Narita, Tokyo sekitar pukul 8.30 waktu setempat. (2 jam
lebih cepat dari WIB). Rencananya gue akan mengunjungi beberapa tempat di
sekitaran Tokyo sebelum malamnya kami melaju menuju Osaka.
20 Maret 2019
2.1 Yoyogi Park
Adalah sebuah taman terbuka yang bisa dikunjungi sepanjang hari
terletak di Yoyogikamizonocho, Shibuya
dekat dengan stasiun Harajuku dan Meiji Shrine. Pohon di taman ini dibiarkan tumbuh
bebas dan besar-besar. Lo bisa ngapain aja sih disini? Yang pasti bisa
menikmati sakura bermekaran atau bersantai sejenak, sekedar duduk-duduk di
taman. Rame nggak? Please jangan
tanya! Pengabdi sakura itu nggak terhitung jumlahnya. Jadi, jangan harap bisa
merenung sendiri dipojokkan ya haha.
2.2 Teamlab Borderless
Terletak di kawasan Mori Building Digital Art Museum. Kalau kalian
udah melihat ferris wheel, berarti
kalian nggak salah tempat. Tinggal ikutin jalan aja atau ikutin kerumunan orang
juga boleh. Bisa dipastikan mereka ke tujuan yang sama dengan lo.
Gue beli tiket masuk ke Teamlab ini secara online waktu di Jakarta. Kenapa? Ya biar nanti nggak perlu antri atau bingung belinya. Harga tiket masuknya +/- 416rb (¥ 3300, ¥1 = 127.25) dan tiket ini bisa dipakai sepanjang hari ya dengan range waktu 10.00 – 19.00. Kalian tinggal tunjukkan barcode tiket dari gadget dan nggak perlu dicetak, lalu scan dipintu masuk. Buat lo penyuka museum sih wajib kesini. Teknologinya bikin mulut nganga deh. Sayangnya gue cuma punya waktu sekitar 3 jam untuk explore dan itu nggak cukup! Karena banyak instalasi yang antriannya cukup panjang. So, kalau kesini ada baiknya sudah sampa dari jam 10 pagi.
Ferris Wheel
Gue beli tiket masuk ke Teamlab ini secara online waktu di Jakarta. Kenapa? Ya biar nanti nggak perlu antri atau bingung belinya. Harga tiket masuknya +/- 416rb (¥ 3300, ¥1 = 127.25) dan tiket ini bisa dipakai sepanjang hari ya dengan range waktu 10.00 – 19.00. Kalian tinggal tunjukkan barcode tiket dari gadget dan nggak perlu dicetak, lalu scan dipintu masuk. Buat lo penyuka museum sih wajib kesini. Teknologinya bikin mulut nganga deh. Sayangnya gue cuma punya waktu sekitar 3 jam untuk explore dan itu nggak cukup! Karena banyak instalasi yang antriannya cukup panjang. So, kalau kesini ada baiknya sudah sampa dari jam 10 pagi.
Beautiful Teamlab Borderless (1)
Beautiful Teamlab Borderless (2)
Beautiful Teamlab Borderless (3)
Beautiful Teamlab Borderless (4)
Beautiful Teamlab Borderless (5)
Beautiful Teamlab Borderless (6)
2.3 Odaiba Oedo Onsen Monogatari
Setelah selesai jalan-jalan di Teamlab, gue melaju menuju Oedo
Onsen. Onsen itu apa sih? Tempat pemandian + spa guys! Karena gue berangkat dari Teamlab, gue menunggu bus no 8 yang
merupakan satu-satunya bus yang akan mengantarkan gue ke Onsen tersebut. Berapa sih harga masuknya? Gue beli tiketnya di Klook, selain murah juga praktis. Harga
182rb, nggak dalam ¥ - ya, langsung berupa rupiah. Kalau beli tiket langsung
disana juga bisa, untuk harga bisa cek langsung ke websitenya. Ngapain aja sih
disana? Lo bisa mandi, spa, pijet, bobok cantik sambil nonton juga bisa. Nggak
perlu khawatir, disana juga ada tempat makan semacam food court gitu. Badan bersih hati senang perut kenyang.
Onsen situation (1) source google
Onsen situation (2) source google
Karena gue sempet cupu pas mau kesana, gue nggak mau kalian ikutan
cupu. Jadi, ini urutan yang harus kalian lakuin: Masuk, buka sepatu kemudian simpan diloker sepatu. Antri pada jalur yang sudah ditentukan untuk beli tiket atau tunjukkan tiket
yang lo punya kepada petugas untuk mendapatkan kunci loker. Setelah itu lo jalan ke tempat
peminjaman yukata + handuk. Disitu lo diminta milih yukata sesuai selera.
Kalau udah milih, berjalan menuju loker sesuai gender ya. Kalian wajib pakai yukata baru boleh melakukan aktivitas
disana.
** Karena
gue ngerasa awkward melihat orang-orang telanjang bulat, next sih gue nggak mau
ke Onsen lagi, geli man!
24 Maret
2019
2.4 Shinjuku Gyeon National Garden
Adalah salah satu taman yang menjadi favorit banyak orang jika berkunjung ke Tokyo baik pada musim semi maupun gugur. Dan memang jadi salah
satu taman favorit gue juga. Di tempat ini gue punya banyak foto yang proper
haha. Waktu kunjungan sepanjang hari, tapi datang lebih pagi ya lebih bagus
karena masih sepi. Harga tiket masuknya adalah ¥ 200 langsung beli disana
menggunakan mesin sesuai kategori umur.
Shinjuku Gyeon (1) Foto bareng Sakura
2.5 Shibuya Street - Hachiko
Sekarang gue lagi di Shibuya crossing yang ramenya entah kayak
apaan. Mau foto pas orang-orang pada nyebrang? Bisa ke giles gue huhu. Alhasil
gue hanya bisa merekam dari stasiun MRT lalu menikmati kesibukan orang-orang
yang menyebrang dalam sekian detik itu.
Nggak lupa gue berfoto sama Hachiko, anjing setia yang
fenomenal itu. Agak disayangkan waktu mau foto situasi sedikit nggak tertib. Pas denger
mereka ngomong dengan bahasa yang gue mengerti, tetiba akupun malu, ternyata
yang nggak tertib itu asalnya sama kayak gue, duhhhhh *tepok jidat.
Famous Hachiko
25 Maret
2019
2.6 Ueno Park
Kalau ke taman sebelumnya gue harus merogoh kocek, nggak dengan
Ueno Park. Gue cukup melenggangkan kaki berjalan sepanjang Ueno sambil
menikmati sakura yang indah banget. Dibanding taman-taman sebelumnya, di sini
bunga sakura sudah lebih banyak yang bermekaran. Oia info aja nih guys, salah satu kebiasaan
orang-orang lokal maupun turis di Jepang biasanya membawa makanan + tikar atau
alas duduk untuk piknik atau dikenal dengan istilah hanami.
2.7 Sensoji temple
Nggak jauh dari tempat gue menginap disekitar Asakusa, gue
berjalan kaki ke Sensoji Temple. Sepanjang jalan lo bisa menikmati
makanan-makanan unik, nyari pernak pernik dan berdoa kalau lo mau. Ah, ini info
penting! Kalau lo beli makanan disuatu kios, jangan pernah makan sambil jalan
ya. Habisin makanan disekitaran kios itu. Setelah habis, lo bisa berjalan lagi.
Memangnya kenapa? Lo bisa diliatin orang-orang atau siap-siap menerima
teguran.
Crowded at Sensoji temple (1)
Pose at Sensoji temple (2)
Matcha Ice Cream (¥ 250) + Nggak tau namanya (¥ 150), Endul
Mineral Water From Mt Fuji
Sensoji temple (3)
2.8 Tokyo Sky Tree
Menjadi simbol baru kota Tokyo sejak tahun 2008. Tower ini berada
di kota Sumida nggak jauh dari Sensoji Temple. Tower ini sendiri difungsikan
sebagai pemancar sinyal televisi (source google) Gue sih nggak naik kesana, hanya berjalan
disekitaran tower sambil duduk-duduk menikmati pemandangan.
2.9 Shopping at Don Quijote
Karena malam terakhir, belanja menjadi tujuan akhir juga. Emang
sebelumnya nggak belanja? Ya belanja sih, anggap aja ini puncaknya lol. Lagi-lagi
lokasinya nggak jauh dari penginapan gue. Dengan waktu sekitar 5 menit gue
berjalan kaki ke Don Quijote. Ada apa aja sih di sana? Supermarket 4 lantai ini
hampir menjual semua jenis makanan, minuman, pernak-pernik yang pengen lo
borong deh! Kalau dari harganya ya beragam sih, ada yang murah, ada juga yang
lebih mahal dibandingan dengan drugstore atau toko sejenis.
** Tips: Kalau
lo nemu barang disuatu tempat ya beli, jangan ditunda. Karena bisa jadi lo
nggak nemu barang yang sama ditempat lain atau harganya lebih mahal!
Don Quijote (1) source google
3.
Osaka
21 Maret 2019
3.1 Universal Studio Japan
Salah satu tempat permainan paling menyenangkan di Osaka. Gue
berada disana seharian penuh, dari buka sampai tutup. Hah, serius? Itu aja
berasa kurang hahaha. Harga tiket masuk ke Universal Studio Japan (USJ) itu
beda-beda, tergantung seasonnya. Harga
tiket dibagi 3 kategori A, B & C. Kalau nggak salah tiket C itu paling mahal
deh. Bisa cek langsung di websitenya atau e-commerce
lain yang menjual tiket USJ. Gue beli di klook seharga 1juta7rb (¥ 7900). Dengan
tiket tersebut, lo bisa main apa saja. Nah, kalau kalian mau menghemat waktu dan bisa main lebih banyak, ada baiknya
lo beli tiket express yang harganya lebih mahal. So, bisa disesuaikan dengan
kantong kalian dan yang penting bahagia. Itu penting!
Universal Studio Japan (1) Harry Potter Area
Universal Studio Japan (2) Butter beer (¥ 1000)
Universal Studio Japan (3) Chocco Churros (¥ 400), Wajib beli super enak!
Universal Studio Japan (4), Hot Milk tea ((¥ 200)
Universal Studio Japan (5)
Universal Studio Japan (6)
Universal Studio Japan (7)
Universal Studio Japan (8)
** Kalau
kalian kesini bawa koper karena belum sempat ke penginapan, nggak perlu
khawatir. Disini tersedia banyak loker penitipan yang bisa diisi 2 koper kabin seharga
¥ 1000.
22 Maret 2019
3.2 Osaka Castle
Tempat ini menjadi salah satu tempat favorit gue di Osaka. Ya gue
kan anaknya otentik gitu, suka aja sama tempat beginian. Walaupun nggak masuk
ke museumnya, gue kayak dibawa ke zaman dimana castel ini pertama kali dibangun.
Apa sejarahnya cari aja di google hehe. Sambil menghemat tenaga, gue naik
kereta PP seharga ¥ 500 ke Osaka Castle dari pintu masuk. Karena lumayan jauh
atau emang gue jompo? Mana aja boleh hahaha. Sepanjang naik kereta banyak
pemandangan yang bisa gue nikmati termasuk orang-orang yang lagi berolahraga
lari. Duh hebat amat sih masih bisa pada lari padahal suhunya 3◦C. Apakah lutut
mereka gemetar? Haha. Belum selesai sampai situ, sesampainya didepan Osaka
Castle gue mengeluarkan kocek lagi seharga ¥ 500 untuk naik perahu keliling
sungai sambil dengerin nakhoda yang nggak gue mengerti bahasanya. Sambil nunggu giliran naik perahu, gue berjalan berkeliling.
Osaka Castle (1)
Osaka Castle (2)
Osaka Castle (3) , Takoyaki (¥ 500)
Osaka Castle (4) , Caffe latte Vending Machine (¥ 130)
3.3 Shinsaibasi
Mau liat gambar laki-laki pose terbang? Nah, Glico icon ada
disini. Kalau kalian tanya Osaka itu kota seperti apa sih? Menurut gue Osaka
adalah gabungan dari Tokyo dan Kyoto, modernnya ada ditambah otentiknya juga
dapet. Nah, di kawasan Shinsaibasi ini ramenya orang lalu lalang deh. Lo mau
cari barang dengan merk lokal atau interlokal ada disini. Hanya saja, pastikan
lo lagi nggak kebelet pipis atau pup ya karena toilet disini agak langka.
Sekalinya ada toilet, antriannya bisa bikin pipis dicelana wew. Tapi jangan
sampe nggak makan atau minum ya. Hampir semua kawasan ramah turis kok, kamu
tinggal tanya orang sekitar atau petugas yang berkeliaran letak tourist center dan bakalan dianterin
sampai tempat. Biasanya, di tourist
center tersedia fasilitas umum seperti toilet dan tempat ibadah. 98 % toilet
di Jepang itu bersihnya bukan main plus canggih termasuk ditempat umum seperti
di stasiun MRT.
4.
Kyoto
23 Maret 2019
4.1 Bamboo Groves
Kalau lihat foto Bamboo Groves bertebaran di sosial media
hasilnya bagus-bagus deh haha. Hanya saja pas gue kesana semua masih hijau dan
hampir tidak ditemukan sakura. Beberapa perkiraan bilang ditanggal ini harusnya
sakura sudah bermekaran. Ya namanya juga kira-kira. Kira-kira bisa salah
kira-kira juga bisa benar haha. Walaupun demikian gue cukup impressed sama tempat ini. Ditengah-tengah
bambu yang jumlahnya jutaan, ada kuil yang very
authentic. Ditambah lagi banyak babang becak kuat yang narik becak ditengah
dinginnya angin. Bang sini nanti adek pijetin lol.
Bamboo Groves, source google
Salah satu kuil di sekitaran Bamboo Groves
Babang kuat bersama becak dan penumpangnya, (+/- ¥ 10.000)
4.2 Fushimi Inari Taisha
This place
is my no 1 favourite. Tempat simbolis yang paling terkenal
se-Kyoto kali yah. Pakai Kimono sambil jalan-jalan menembus angin, acting like a local is very interesting.
Sekitar 1000 torii berderet kokoh di kuil ini bikin gue terkesan, walaupun gue
nggak berjalan sampai akhir, lagi-lagi karena dingin guys haha. Belum lagi kuil
ini dibangun sekitar tahun 1499 dan masih berdiri dengan kokohnya sehingga bisa
kita nikmati sampai saat ini. Info selengkapnya bisa cek di google ya. Harga sewa Kimono ¥ 3200.
4.3 Kiyomizudera
Gue sampai ditempat ini kira-kira pukul 18.00 waktu setempat, hari
sudah mulai gelap, sepi dan semakin dingin. Gue cuma sempet foto-foto sebentar
kemudian mencari kehangatan di Starbucks yang berbentuk rumah tradisional
Jepang. Sebagai informasi Kyoto adalah kota paling tradisional dan sepi jika
dibandingkan Tokyo dan Osaka. Jadi jam kehidupannya juga jauh lebih pendek.
Berapa sih
jumlah biaya yang dikeluarkan?
Gue coba kasih perinciannya ya, tapi untuk biaya bisa disesuaikan
dengan kantong masing-masing + gaya liburan lo. Oia, alat transportasi yang gue
pakai untuk pindah kota dari Tokyo – Osaka & Kyoto – Tokyo pakai Willer bus
(Bus malam dengan perjalanan selama +/- 7 jam jadi sekalian bobok dijalan.) Tapi
saran gue sih mending pakai Shinkansen walaupun lebih mahal tapi hemat waktu juga
tenaga.
Tiket PP + Bagasi by Air Asia | : Rp 3.360.000 |
Visa by Dwidaya tour | : Rp 635.000 |
Modem 7 hari | : Rp 70.000 |
Willer bus Tokyo - Osaka | : Rp 1.113.421 |
Willer bus Kyoto - Tokyo | : Rp 1.113.421 |
Kartu MRT ¥ 500 (Pasmo) | : Rp 63.625 |
Biaya MRT ¥ 7000 * 127.25 | : Rp 890.750 |
Tiket USJ | : Rp 1.007.000 |
Tiket Oedo Onsen | : Rp 182.000 |
Tiket Gyeon Shinjuku ¥ 200 | : Rp 25.450 |
Hotel Tokyo 2 night | : Rp 900.000 (lupa fixnya) |
Hotel Osaka 1 night | : Rp 335.000 (lupa fixnya) |
Hotel Kyoto 1 night | : Rp 403.672 |
1 day pass Metro | : Rp 89.500 |
Tiket Keisei Skyliner to Narita | : Rp 249.000 |
TOTAL :
Rp 10.437.839
** Belum termasuk
makan, jajan dan oleh-oleh karena sifatnya fleksibel ya. Harga makanan disana
jauh lebih murah dari Korea guys.
Dan yang bikin hepi adalah boleh sharing,
walaupun jarang sharing juga sih
karena selalu merasa lapar saking dinginnya hahaha. Hmm, satu lagi banyak vending machine lucu-lucu. Selain
minumannya enak-enak yang tersedia dingin dan panas, juga jadi salah satu spot
foto loh.
Vending Machine (1)
Vending Machine (2)
Gue itu buta arah tapi agak susah menjelaskan kenapanya karena mungkin
nggak masuk akal, tapi ya inilah gue. Jadi, kemarin ada beberapa tempat, dimana
gue lebih mengandalkan bertanya sama orang dengan bahasa yang terbatas. Tapi,
mungkin bisa dibilang budaya mereka, kalau ada orang yang bertanya dan dia
susah menjelaskan, orang tersebut akan mengantarkan lo ke tempatnya. And i call that God’s help.
Travelling
teach you to know your self deeper and better.
Cheers,
Jangan Lupa bahagia, kawan!