Tulisan ini masih seputar kesehatan dan gaya hidup. Bermula melihat kondisi teman-teman yang ‘hobi’ sakit, berujung pada sebuah pengamatan. Mulai dari sarapan sampai makan malam. Setelah diamati, bisa ditarik kesimpulan bahwa salah satu penyebabnya ada salah satu waktu makan yang dilewatkan, sengaja maupun tidak. Mungkin bagi sebagian orang, melewatkan salah satu jam makan nggak menimbulkan efek apapun. Tapi bisa jadi masalah besar bagi yang lainnya.
Kok bisa ya jam makan kelewat? Kalau saya sih inget terus, malah nunggu-nunggu haha. Ada banyak alasannya, diantaranya: sibuk, males makan, takut gendut, atau nggak selera makan. Apalagi bagi cewek, takut gendut itu menjadi momok menakutkan. But hey, melewatkan satu kali jam makan nggak membuat kurus lho, kalaupun iya jadi kurus, tetap fit dan sehat? ………………………… (bisa diisi sendiri jawabannya)
I love to eat (source google)
Karena tau jenis tubuh saya seperti yoyo, gampang naik turun dan kondisi ini nggak menyenangkan lho. Maka perlu tips and tricks untuk menyiasatinya. Mau tahu apa saja?
1. Pagi
Kegiatan pertama setelah bangun pagi adalah minum segelas air putih biasa (bukan dari kulkas). Lalu, saya melakukan sit up 50x. Dilanjutkan dengan sarapan sekitar pukul 8 – 9 pagi, tergantung waktu ketibaan saya di kantor. Sebelum mengkonsumsi makanan jenis apapun, makan satu sendok madu setiap pagi adalah wajib. Konon katanya madu mempunyai banyak sekali manfaat bagi tubuh. Untuk menu sarapan paginya bisa beragam: segelas kopi + kue/roti, youghurt dicampur oat dan buah-buahan, atau kadang-kadang dimsum. Intinya bukan makanan berat karena suka berasa nggak enak perut kalau kekenyangan.
2. Siang
Karena jarak ke makan siang cukup pendek, hanya 3 jam, saya biasanya nggak ngemil. Menyantap makan siang jam 12.00 – 13.00. Berbeda dengan sarapan, menu makan siang itu mengenyangkan. Ya wajar saja ya, aktivitas utama dilakukan di siang hari sehingga membutuhkan energi besar. Diusahakan makanan yang mengandung karbohidrat (nasi merah/kentang) dan protein hewani/nabati. Biasanya jumlah makan siang porsinya agak gede.
3. Sore
Sore menjelang artinya waktu ngemil telah tiba. Biasanya perut udah manggil-manggil minta di isi sekitar jam tiga tau empat sore. Berbagai jenis buah-buahan biasa saya stok untuk satu minggu. Nah, buah-buahan itulah cemilan sore saya. Sehat ya? Nggak juga sih haha. Ada keripik, biskuit, atau malah gorengan kalau lagi kepengen. Cuma skalanya saja nggak tiap hari atau biasanya saya bilang hari tersebut my cheating day.
4. Malam
Banyak artikel membahas waktu ideal untuk makan malam. Kalau bagi saya sih flexible aja. Kalau bisa makan malam dibawah jam 7, berarti jenis makanannya bisa lebih mengenyangkan. Seperti bihun, kwetiaw atau sushi (kalau mau agak kerenan haha). Tapi, jika atas jam 7, jenis makanan yang dipilih lebih ringan. Misalnya dimsum, bubur ketan hitam dicampur kacang hijau, roti atau buah-buahan. Intinya saya mencoba nggak membiarkan perut saya kelaparan. Kasian lambung saya kalau dbiarkan kosong sampai berganti hari. Tahu dong kalau sistem pencernaan terus melakukan tugasnya melakukan gerakan meremas-remas. Apa jadinya kalau ternyata nggak ada makanan yang masuk kedalam tubuh? Selain itu, pilihan jam makan ini tercetus karena menghindari feeling guilty. Namanya juga cewek, suka kebanyakan nyeselnya sehabis makan.
Setelah satu jam dari makan malam, saya melakukan latihan ringan di rumah. Latihannya bisa berupa angkat barbel 2kg (2x30), plank +/- 60 detik, sit up (1x50), dan squat (1x25).
Apakah saya mengemil di sisa jam sebelum tidur? Kalau saya makan cukup, biasanya sih nggak. Jadi jawabannya bisa ya dan tidak. Pertanyaan lain muncul, apakah jarak makan malam ke jam tidur minimal 3 jam? Sejauh ini sih nggak ada jarak pasti. Kalau ngantuk ya tidur haha. Diusahakan tidur sebelum berganti hari. Karena kata Bang Rhoma begadang itu tiada artinya.
Pola di atas saya lakukan secara rutin. Jika ada satu hari miss melakukannya, saya sih nggak ganti dihari berikutnya. Kenapa? Ya nggak apa-apa, jangan sampe bolong lagi aja hai berikutnya. Trying to be enjoy and happy to do it. Nggak dijadikan target ‘gila’. Goal-nya tercipta sehat jiwa, raga, dan hati tentunya.
Apakah berlaku di weekend? Maunya sih berlaku, tapi seringnya failed. Apakagi kalau lagi di rumah orang tua atau hangout. Biasanya gagal total asupan makanannya. Tapi, workout jalan terus dong. Plus lari minggu pafi di Car Free Day (CFD).
Rutinitis di atas cukup membantu mempertahankan kesehatan tubuh saya. Di saat perubahan cuaca yang sering jadi alasan penyebab flu, saya bisa bertahan. Atau paling nggak tubuh saya biasnya memberi sinyal kalau daya tahan tubuh mulai terganggu. Kasian loh kalau cuaca terus yang disalahin jika kamu terserang sakit penyakit. Padahal cuaca ya gitu-gitu aja, panas, dingin, hujan, dan berangin. Sebagai penutupnya jangan lupa minum air putih yang cukup setiap hari. Berikan kebahagian dan kasih sayang pada tubuhmu dengan makan dan olahraga yang CUKUP.
Salam sehat.