Beberapa hari yang lalu, saya check up ke dokter. Dalam rangka apa ? dalam rangka check 6 bulanan untuk mengetahui kondisi tubuh saya apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. Blood check yang saya lakukan. Tapi sebelumnya, saya harus mendapatkan surat rujukan dahulu dari dokter untuk melakukan test tersebut.
Jadi, sebenernya +/- 2 minggu yang lalu yang merasakan sakit di bahu kiri saya. Kalau diteliti sih, sakit itu muncul tiap kali bagian ulu hati saya sakit. Sakitnya sampai menembus ke bagian belakang lalu naik ke punggung, pundak dan sampai leher. Rasanya campur aduk, dari nyeri, pegal dan ketarik. Itulah ciri-ciri yang saya jelaskan kepada dokter kala itu.
Dan dokter pun bertanya, “ Apakah saya punya sakit maag “ dan dengan suara lantang saya menjawab “Yes, dok”. Ternyata penyebab rasa nyeri itu adalah dari maag yang kambuh. Obat maag dengan dosis cukup keras akhirnya menjadi bagian dari oleh-oleh yang haus dibawa pulang hari itu. Antara senang atau sedih. Mengapa ?
Senang karena tidak ada penyakit lain yang bersarang di tubuh saya
Sedih karena saya harus memakan obat untuk beberapa hari kedepan.
Well, sebenarnya saya sudah mengetahui kalau maag saya kambuh 2 minggu sebelumnya. Seperti di tulisan saya sebelumnya, kalau saya terkena sinus. Nah, saya mengecek sinus ke dokter di Rs. Jakarta dan amazingly dokter bilang kalau cairan ingus saya bercampur dengan cairan lambung.
What ?!?1? Kaget waktu mendengarnya, how come cairan lambung bisa naik sampai ke saluran hidung ?
Ya, everything can be happen babe. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengkonsumsi kopi dahulu untuk beberapa lama secara continue.
Nah kembali ke blood check, dr Yani ( yang memeriksa saat itu) akhirnya memberikan rekomendasi untuk cek darah dan rontgen. Hmm, agak kaget kenapa harus di rontgen??
Rontgen ini dilakukan dibagian punggung kiri dan leher kiri yang saya bilang sakit. Untuk memastikan tidak ada urat kejepit atau hal-hal lainnya.
Blood check done
Rontgen done
Yeaayyyy hasil dari test darahnya sangat baik. Tidak ada nilai merah apapun. Kalau test terakhir nilannya sangat pas-pasan di angka 200 sekarang jauh lebih baik.
LDL (100) vs Normal < 100
Cholesterol Total 188 vs Normal < 200
Thanking God, I more healthy. And how with the Rontgen ? +/- 1 jam saya menunggu hasil. Setelah hasilnya keluar, dr. Yani membacakan hasilnya : “ Hasilnya baik, tapi kamu sedikit stiff di bagian tubuh kiri. Jadi, kalau workout atau angkat beban bagian kiri harus lebih banyak dari yang kanan (repetisinya)”
Saya bersyukur dengan hasil yang baik. Walaupun ada PR yang harus dikerjakan. Yang saya tau kalau selama ini saya harus balance saat melakukan workout. Misal angkat beban 2kg, tangan kanan melakukan 50x maka tangan kiri pun 50x. Nah, karena kondisi saya yang dibilang stiff sama dokter, maka jumlah yang yang kiri harus jauh lebih banyak, untuk mengurangi tingkat kekakuan tersebut.
Dengan hal ini saya belajar satu hal bahwa balance tidak sama dengan jumlah yang sama. Tetapi seimbang itu bisa berarti melakukan sesuatu sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini melihat condition and needs your body.
So, mengetahui kondisi tubuh kita seperti apa akan memudahkan kita harus melakukan olah raga seperti apa. Lets check guys.