Beberapa hari yang lalu, saya di hubungi oleh seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Dengan perbincangan yang cukup panjang dan pertimbagan yang saya lakukan, akhirnya saya mengiyakan permintaan tersebut. Kebiasaan saya jika seseorang meminta sesuatu, bertanya sesuatu atau berbicara tentang banyak hal saya akan mengulang membaca chating-an tersebut dengan tujuan menghindari salah pengertian, atau dengan kata lain menyamakan persepsi.
Ketika saya membaca ulang, perbincangan lewat text tersebut ternyata saya tidak menemui kata tolong. Padahal dia meminta saya melakukan sesuatu. Dan apa yang dia minta itu lumayan penting lho. Saya, sampai membaca berulang kali, kalau-kalau saya terlewat membacanya. Dan hal yang sama tidak ada kata tolong.
“ Mengapa saya mau ya ?” Seperti sekejap saja saya mengiyakan hal tersebut.
Pentingkah kata tolong ?!? Buat saya penting.
Mengapa ?
Kata tolong mungkin kata yang terdengar biasa apalagi sering diucapkan, tapi kata tersebut menurut saya punya kekuatan besar bagi kedua belah pihak. Bagi pihak peminta tolong, menunjukkan kerendahan hati bahwa dia butuh bantuan untuk sesuatu hal yang dia tidak bisa lakukan dengan berbagai alasan. Sedangkan bagi pihak yang dimintai tolong, sebagai bentuk penghargaan dari pihak yang pertama tadi atau dengan kata lain bentuk dari sopan santun.
Saat saya mau masuk ke sebuah theater untuk menonton, penjaga pintu memberikan sobekan tiket dan secara spontan saya bilang “ Terima kasih “. Di sekitaran Plaza Senayan menuju Ratu plaza selalu ada yang membantu menyebrangkan para pejalan kaki. Tiap kali saya selesai disebrangkan saya selalu berkata ‘terima kasih’ sekalipun sambil teriak. Sampai beberapa teman komentar “ Niat banget tin, bilang terima kasih !”
Pentingkah kata terima kasih ?!? Buat saya sih penting.
Mengapa ?
Sadar tidak sadar selalu ada sebab akibat kenapa kita akhirnya mengucapkan terima kasih. Kalau contoh diatas sih, membantu saya untuk lebih mudah menyebrang.
‘tapi kan saya engga minta di tolong’ ? Sadar atau tidak sadar, management sekitar PS atau Raplaz sudah memikirkan kenapa harus ada petugas yang menolong para pejalan kaki. So, sudah bertambah satu alasan mengapa terima kasih pantas diucapkan.
Sebelum sampai ke kantor, saya suka mampir ke sebuah mini market. Lokasinya berada disebuah gedung perkantoran yang notabene kalau pagi-pagi, office boy kantor tersebut masih bersih-bersih, mengepel lantai disekitaran gedung tersebut. Karena merasa tidak enak saya harus melewati lantai yang masih basah, saya bilang “ sorry yah mas, lantainya saya injak “. Saya berjalan terus dan memasuki mini market tujuan saya. Dalam perjalanan keluar dari mini market dan gedung tersebut, You know what ? office boy tersebut menghampiri saya dan berkata :
OB : “ mba makasih ya udah bilang sorry waktu saya sedang ngepel lantai”
Saya : (bengong)
OB : Saya merasa senang dan dihargai dengan apa yang saya lakukan
Saya : (masih bengong sambil angguk-angguk). Oh iya mas, sama-sama.
Pentingkah kata maaf ?!? Bagi saya, ya penting.
Mengapa ?
Seperti kejadian diatas, seseorang merasa dihargai dengan apa yang dia sedang lakukan dan dengan kita bilang maaf sebagai rasa respect terhadap dia atau apa yang dia sedang atau telah lakukan. Kata maaf, juga bisa berarti merendahkan hati untuk mengaku sebuah kesalahan yang sudah dilakukan. Walaupun, kata maaf tidak selalu berbicara tentang sebuah kesalahan.
So, dari ketiga kata diatas tolong, terima kasih dan maaf sulitkah dikatakan ?!?
Bisa ya bisa juga tidak. Bagi saya, ketiga kata tadi butuh kerendahan hati, kepekaan, tahu posisi kita seperti apa dan satu lagi semuanya itu adalah gaya hidup dan kebiasaan baik. Saya, diajarkan oleh orang tua saya untuk berkata tolong jika meminta orang lain melakukan sesuatu untuk saya, berkata terima kasih jika sudah dibantu oleh seseorang dan berkata maaf jika melakukan kesalahan, ya seperti itu sejak dari kecil. Bahkan, sampai saat ini jika keponakan saya diberi sesuatu sekalipun cuma permen, wajib berkata terima kasih baru dia bisa pergi meninggalkan tempatnya.
Ada beberapa orang berpendapat :
‘dikit-dikit tolong’
‘dikit-dikit terima kasih’
‘dikit-dikit sorry’
Seperti mudah sekali, terdengar main-main dan mengurangi nilai dari ketiga kata tersebut. Ohya ?!?!?
Bagi saya mengucapkan kata-kata tadi punya motivasi masing-masing dihati yang mengucapkan. Jika merasa terdengar main-main, mungkin itu jika kamu yang mengucapkannya hahaha. Atau mungkin bisa bermain bersama keponakan saya, terus belajar bersama tentang ketiga kata tersebut, mungkin akan terasa lebih menyenangkan :p. So, semuanya kembali kepada diri kita masing-masing bagaimana kita menilainya.
is it difficult ?